Senin, 04 November 2013

EFEKTIFITAS KELOMPOK :)

kelompok menjadi efektif dan Efektifitas kelompok terjadi apabila :
1. merupakan saluran untuk memenuhi kebutuhan aplikasi (penyesuaian diri) berkawan, dukungan, cinta  kasih.
maksudnya disini ialah anggota-anggota dari sebuah kelompok menjadikan kelompoknya tersebut sebagai tempat atau wadah  yang nyaman untuk dirinya, yang dapat menimbulkan rasa tentram dan bersahabat di dirinya, sehingga seseorang yang menjadi anggota di kelompok tersebut dapat membuka dirinya karena keadaan atau suasana di dalam kelompoknya yang  bersahabat dan akrab dengan dirinya yang membuat seseorang tersebut nyaman berada di dalam kelompok tersebut.
misalnya saja di dalam sebuah kelompok belajar keterampilan melukis, seorang anggota kelompok dari kelompok belajar melukis tersebut merasa senang berada di kelompok tersebut karena teman-teman dan pembimbingnya yang mengajar dengan rasa berkawan , dukungan  serta cinta kasih yang tinggi yang tidak menekan sehingga membuat anggota kelompok tersebut merasa nyaman dan memiliki tempat atau wadah untuk mencurahkan dan menerima rasa dukungan, sokongan serta cinta kasih kelompok yang tinggi.

2. merupakan suatu sarana pengembangan memperkaya serta menetapkan rasa harga diri dan identitasnya.
maksudnya disini ialah seseorang akan memperoleh sebuah penghargaan yang tinggi pada dirinya dari kelompoknya tersebut. sebab didalam kelompok ini lah seseorang memperoleh pelatihan guna untuk mengembangkan serta memperkaya potensi yang dimilikinya sehinnga identitasnya akan lebih mudah dikenal lewat kemampuannya tersebut sehingga hal itu akan menjai sebuah rasa penghargaan besar dalam dirinya lewat hal-hal yang telah dicapainya.
misalnya saja dalam sebuah kelompok belajar melukis tadi, disana setiap individu berusaha mengasah dan mengembangkan kemampuan melukis yang ia miliki, dan dari sana akan terlihat perbedaan kemampun yang dimiliki setip individu dalam kelompok tersebut, yang memiliki kemampuan lebih akan memiliki rasa penghargaan yang tinggi terhadap dirinya dan begitu pula dengan yang memiliki kemampuan yang belum mencapai targat halitu akan menjadi sebuah motivasi bear didalam dirinya guna untuk memperoleh rasa harga diriyang sama dan identitas yang baik.

3. merupakan sarana pencarian kepastian,dan mengatasi kenyataan kehidupan sosial.
kelompok juga sebagai wadah atau tempat untuk mencari kepastian dari keragu-raguan yang dirasakan anggotanya sebab didalam kelompok semua permasalahan yang dirasakan anggotanya akan diselesaikan di bahas dan dicarikan jalan keluarnya secara bersama, sehingga kenyataan-kenyataan hidup yang pahit dirasakannya dapat berubah menjadi manis lewat kelompok yang ada ini karea didalam kelompok ia dapat berbagi dan ia tidak merasa sendiri sehingga tidak perlu berkecil hati dalam menerima kanyataan hidup, krena dengan adanya kelompok ia dapat mempermudah masalah-masalah kehidupan sosial yang kita rasakan karena didalam kelompok adanya rasa terbuka, bersahabat, saling memiliki yang tinggi pula dan yag paling terpenting lagi ialah didalam kelompok juga terdapat rasa kepedulia yang tinggi dengan setiap anggota-anggota kelompok.
misalnya saja didalam kelompok kita membicarakan hal-hal yang dirasakan setiap anggotanya, sehingga hal-hal yang ragu akan dikuatkan oleh kelompok.dan kenyataan-kenyataan kehidupan yang kita rasakan akan menjadi sesuatu yang indah jika kita mampu menyelesaikannya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang indah maka dari itu sanagat diperlukan sifat keterbukaan dan kepedulian antar anggota kelompok.

4. merupakan sarana memperkuat perasaan aman, tentram dan kekuasaan atas kemampuannya dalam menghadapi musuh dari ancaman yang sama secara bersama.
maksudnya disini ialah seseorang individu akan merasa bertambah kuat  dan akan memperoleh perasaan aman tentram damai yaitu ketika ia bersama kelompoknya. dan kelompoknya sebagai tempat memperoleh perlindungan dari berbagai ancaman musuh dari luar. karena dengan adanya rasa kepedulian antar anggota kelompo maka akan membuat perlindungan antar anggota kelompok terhadap anggota kelompo maupun antar kelompok dengan individu. .
misalnya saja dalam sebuah organisasi apabila satu anggota kelompok dari organisasi tersebut mendapat kecaman dari luar atau mushnya maka organisasi tersebut akan membela dan memberi perlindungan tehadap anggota kelompoknya tersebut hal ini karena didalam kelompok didasari adanya rasa kebersamaan yang tinggi dan rasa satu sama lain yang sama. sehingga apabila satu tersakiti maka anggota yang lain akan merasa tersakiti.

5. merupakan sarana dimana suatu tugas kerja dapat diselesaikan anggota yang menerima beban tanggung jawab seperti tugas pemberian informasi, membantu teman yang lemah dan sebagainya.
maksudnya disini ialah setiap anggota kelompok memiliki tugas dan peran masing-masing yang menjadi kewajiban dan harus dikerjakanya sebagai anggota kelompok tersebut, dalam mencapai tujuan dari kelompok tersebut. misalnya saja dalam sebauh oraganisasi seorang individu ditempatkan pada divisi-divisi tertentu dan mengemban tugas dan peran yang berbeda pula.





Minggu, 03 November 2013

i,m Mahasiswa

menjadi mahasiswa itu sesuatu banget ya, kadang kita tak pernah berfikir betapa beruntungnya bisa berada di posisikita saat ini yaitu MAHASISWA :), diluar sana itu banyak loh orang orang yang berkeinginan ingi menjadi seperti kita namun terhalang oleh beberapa kendala,mungkin saja itu kendala biaya, fisik, atau kemungkinan-kemungkinan lainnya yang membuat ia tak mampu mengecap bangku perkuliahan.
 pernah gak sih kita berfikir untuk bersyuku dan berterima kasih dengan posisi kita pada saat ini ??
itu enjadi tanda tanya besar bagi kita para agent of change :)

hmm, yang lebih mirisnya lagi udah tau orang tua susah-susah banting tulang buat biayain anaknya kuliah eh si anak tidak sadar diri, mereka lebih senang menggunakan uang jajan yang diberikan orang tua utuk hal-hal yang tidak berguna, yang seharusnya di belikan ke buku ini malah beli baju baruu teruss, liat sepatu imut dikit naksir, liat baju bagus dikit ehh naksir lagi,, sebenarnya kayak itu gak papa, tapi kita harus punya kontrol diri sendiri juga dong :) misalnya kalo kita pingin sepatu yg imut itu nah kita harus usaha, misalnya nabuuung gitu, kan jadinya gak ngerepoti orang tua trus gak kurangin konsentrasi kita ke kuliah jg kan. hmm jadi kita harus pinter-pinter atur keuangan ya temen-teme, apalagi kita yang jauh dari orang tua ini, LDR an sama orang tua, naah lotau ndiri kan rasanya gmna kalo LdRan sama orang tua itu kaya apaa ??

kita haru pinter-pinter juga jaga kesehata, karna siapa lagi coba yang pedui sama diri kita kalo bukan kita sndiri ? hmm mama sama papa kan jaauhh :( gak ada lagi yang marahin kita kalo kita begadang, gak ada lagi yag negur kita kalo kita telat makn ;( hm makanya kita harus emg pinter-pinter da bener-bener are deh sama  diri kita ini. :)

terus biasain juga kalo malam itu baca buku, yaa minimal satu lembar satu malam deh, dari pada tidak sama sekali :) entar lama-lama kan juga kelartuh bacanyaa. diam dan mulailah belajar, berpegang teguh lah pada janji mu yang kelak ingin menjadi sarjana :) buat mereka terharu dan menanggis bahagia melihat keberhasilan mu kelak ya, jangan sampai mereka kecewa karena mu :)
 karena mereka (mama dan papa) adalah orang yang sangat berarti di dunia ini buat kita, tanpa mereka kita tak mungkin ada, so mulai sekarang setting your mind, aturlah segalanya, ubah lah segalanya,
pertahankan yang baik, dan remove yg jeleknya ;) perubahn itu perlu, setaun atau dua taun bahkan esok perubahan itu akan sangat berati ntuk kamu,

salam suksess!!
verly :)

PENGERTIAN, TUJUAN DAN TINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA


MAKALAH PENDIDIKAN KELUARGA SEJAHTERA
PENGERTIAN, TUJUAN DAN TINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA
Oleh:
KELOMPOK 2
Efriza Anggraini
Verly Nugraheni
Irna Lisa
Danty Valentiny
Tysa Sayendri Hanesti
Yulidar

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PENGERTIAN, TUJUAN DAN TINGKATAN KELUARGA SEJAHTERA

A.   PENGETIAN KELUARGA SEJAHTERA
“Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram”. (Depdiknas, 2001:1011)
 “Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan”. (BKKBN,1994:5)
Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.
Dalam  rencana pembangunan nasional memberikan petujuk bahwa pembangunan  keluarga sejahtera  diarahkan pada terwujudnya keluarga sebagai wahana persmian nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga serta membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan.
UU No.10/1992 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada pembangunan ku kualitas keluarga yang bercirikan kemandirin, ketahanan keluarga dan kemandirian kelauarga .





B.   TUJUAN KELUARGA SEJAHTERA
bertujuan untuk mengembangkan keluarga agar timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depanyang lebih baik merupakan salah satu pembentuk ketahanan keluarga dalam membangun  keluarga sejahtera.
Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera
Dalam PP No. 21 Th 1994, pasal 2: pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secaramenyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga.Tujuan :Mewujudkan keluarga kecil bahagia, dejahtera bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, produktif, mandiri dan memiliki kemampuan untuk membangun dirisendiri dan lingkungannya.

C.                        TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah mengadakan program yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Yang mana pendataan ini bertujuan untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Adapun pentahapan keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut:
1.      Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.
·         Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga
·         Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.
·         Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja, sekolah atau berpergian.
·         Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.
·         Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran kesehatan.

2.      Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:
·         Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
·         Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur.
·         Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun
·         Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah
·         Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat
·         Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.
·         Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin.
·         Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini
·         Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

3.      Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d n telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:
·         Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
·         Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
·         Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
·         Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.
·         Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali perbulan.
·         Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
·         Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai kondisi daerah.
4.      Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN
1.      Faktor intern keluarga
a.       Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b.      Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.
c.       Keadaan sosial ekonomi kelurga.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.
d.      Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994 : 18-21). Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dsb.
2.      Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.

Indikator kesejahteraan
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan, telah dikembangkan beberapa indikator operasional yang menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kesejahteraan akan digunakan beberapa indikator yang telah digunakan oleh BKKBN. Indikator ini berdasarkan pendataan keluarga tahun 2000, adapun beberapa indikator tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Keluarga Pra Sejahtera :
Keluarga yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat sebagai keluarga sejahtera I.
b.      Keluarga Sejahtera I
1.      Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing
  1. Makan dua kali sehari atau lebih.
  2. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
  3. Lantai rumah bukan dari tanah.
  4. Jika anak sakit dibawa ke sarana/ petugas kesehatan.
c.        Keluarga Sejahtera II
  1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing-masing.
  2. Minimal seminggu sekali keluarga tersebut menyediakan daging/ ikan/ telur sebagai lauk pauk.
  3. Memperoleh pakaian baru dalam setahun terakhir.
  4. Luas lantai tiap penghuni rumah satu 8 m².
  5. Anggota keluarga sehat dalam keadaan tiga bulan terakhir, sehingga dapat menjalankan fungsi masing-masing.
  6. Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap.
  7. Bisa baca tulis latin bagi anggota keluarga dewasa yang berumur 10-60 tahun.
  8. Seluruh anak yang berumur 7-15 tahun bersekolah pada saat ini.
  9. Anak hidup dua atau lebih dan saat ini masih memakai alat kontrasepsi.
d.       Keluarga Sejahtera III
  1. Keluarga mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
  2. Keluarga mempunyai tabungan.
  3. Keluarga biasanya makan bersama minimal sekali dalam sehari.
  4. Turut serta dalam kegiatan masyarakat.
  5. Keluarga mengadakan rekreasi bersama minimal sekali dalam 6 bulan.
  6. Keluarga dapat memperoleh berita dari surat kabar/ radio/ televisi/ majalah.
  7. Anggota keluarga dapat menggunakan sarana transportasi.
e.        Keluarga Sejahtera III Plus
  1. Memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela untuk kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi.
  2. Aktif sebagai pengurus yayasan/ instansi.



DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, Pendataan Keluarga Tahun 2000   (http://www.bkkbn.go.id/privince/yogya/MENU 04.htm).
BKKBN, Pendataan Keluarga  (http://www.bkkbn.go.id/privince/yogya/MENU 04.htm). Lihat juga Ade Cahyat, Bagaimana Kemiskinan Diukur?  (Bogor: Governance Brief,2004),5. http://www.cifor.cgiar.org